MEKANISME DAN TERAPI ALERGI

Mekanisme
Reaksi alergi melibatkan dua respon kekebalan tubuh. Pertama, produksi immunoglobin E (IgE), tipe protein yang dinamakan antibodi beredar dalam darah. Kedua, sel mast, berada pada semua jaringan tubuh terutama pada daerah yang menimbulkan reaksi alergi, seperti hidung, tenggorokan, paru-paru, kulit, dan saluran pencernaan.
Kemampuan tubuh membentuk IgE melawan sesuatu yang asing, tidak saja makanan tetapi demam, asma atau gatal-gatal, umumnya diturunkan. Seseorang yang memiliki dua orangtua penyandang alergi, lebih besar peluangnya terkena alergi dibanding dengan satu orangtua yang alergi.
Sebelum alergi muncul, kekebalan tubuh berkenalan lebih dulu. Pada saat makanan dicerna, sel memproduksi IgE dalam jumlah besar, lalu dilepaskan dan menempel pada permukaan sel mast. Ketika yang bersangkutan mengkonsumsi makanan yang sama, IgE pada permukaan sel mast berinteraksi mengeluarkan histamine.
Gejala alergi akan muncul tergantung pada bagian mana jaringan mengeluarkan histamine; pada telinga, hidung, tenggorokan, gatal pada bagian dalam mulut atau kesulitan bernafas dan menelan. Bisa juga pada saluran pencernaan yang mengakibatkan diare dan sakit perut. Kondisi paling parah jika alergi terhadap seluruh proses pencernaan, dari mulai mulut hingga usus besar dan pembuangan.
Terapi
Ada beberapa jenis terapi yang bisa dilakukan oleh seseorang yang menderita alergi. Terapi paling mudah adalah dengan menghindari makanan penyebab. Untuk hal ini diperlukan bantuan ahli gizi. Selain itu, juga diharuskan untuk hati-hati membaca label makanan karena bisa jadi ada kandungan yang dapat menyebabkan alergi pada produk tersebut.
Penderita dan orangtua harus mengetahui dan mempunyai daftar tulisan istilah yang digunakan pada kemasan makanan tentang jenis protein yang terkandung. Telor mungkin ditulis sebagai albumin atau lesitin, susu sapi ditulis sebagai whey, kasein atau caseinete. Label pada makanan kemasan yang dibeli harus dilihat dengan teliti setiap hendak membeli atau memngkonsumsi. Antigen seperti kacang tanah mungkin ditemukan dengan tak diduga di dalam minyak, tepung, daging yang diproses, dan susu dan susu cream. Makanan apapun termasuk makanan yang banyak dijual dan dikonsumsi awam dapat terkontaminasi silang baik secara tidak langsung atau langsung dengan makanan yang lain. Di restoran atau rumah makan, perlu diketahui informasi dengan cermat kalau perlu dari juru masaknya tentang semua resep yang terkandung dalam makanan yang dipesan.
Bagi yang menderita asma, pastikan untuk memeriksa apakah sulfit terdapat dalam makanan anda. Periksa label makanan anda apakah ada kata-kata ”sodium bisulfite,” ”potassium bisulfite,” ”sodium sulfite,” ”sulfur dioxide” dan ”potassium metabisulfite.”
Terapi lainnya adalah dengan menggunakan suntikan epinefrin pada saat serangan. Penderita hasru selalu membawa epinefrin injeksi (Ana-Kit or EpiPen) setiap waktu bila hendak bepergian. Bila penderita sudah terlanjur mengkonsumsi makanan yang berpotensi mematikan dan timbul gejala pemberian segera injeksi epinefrin sebelum timbul gejala. Dianjurkan kepada penderita alergi untuk menggunakan pertanda medis seperti gelang atau kalung sebagai pertanda apabila sedang mengalami kesulitan ketika gejala alergi terjadi dan ketika itu tidak bisa berkomunikasi.
(Nilna Rahmi Isna/PSIKM FK UNAND/Berbagai sumber)

terbit pada Tabloid P’Mails edisi 26 April 2009

3 thoughts on “MEKANISME DAN TERAPI ALERGI

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.