Ketika Ibu Cerewet

Malam ini, Ibu cerewet sekali. Ia membuatku berulang kali keluar masuk kamar untuk melaksanakan perintahnya, seperti menyalakan obat nyamuk. Aku masuk kamar. Lima menit kemudian aku disuruh keluar lagi untuk mengunci pintu. Aku masuk kamar. Tak lama setelah itu aku dipanggil kembali untuk mematikan air kran. Aku masuk kamar. Kembali dipanggil untuk menutup krai jendela. Aku masuk kamar. Juga tak berapa lama setelah itu aku diingatkan untuk sholat, disuruh keluar kamar, pergi ke kamar mandi, mengambil wudhu, dan kemudian sholat.

Saya jadi ingat kata-kata Efri :

”Orangtua suka cerewet terhadap kita. Sudah sebesar ini, masih juga diingatkan tentang sholat. Tidak diingatkan pun, kita tetap akan mengerjakannya.”

Aku masuk kamar. Dan entah apa lagi yang akan diperintahkan Ibu padaku.

Padahal, di kamar, aku sedang menulis, dan alur cerita di kepalaku terpotong-potong karena panggilan Ibu. Sesungguhnya ini mengganggu, tapi bagaimanalah, perintah orangtua harus dituruti.

Kadang-kadang aku berpikir, Ibu bersikap nyinyir seperti itu, karena ia sedang kangen padaku, jadi ia memancing-mancingku untuk keluar dari kamar, sehingga dia dapat melihat bahwa aku masih dalam keadaan sehat walafiat.

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.